Blitar - KAF (14 tahun), siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Blitar, tewas setelah dilempar kayu oleh gurunya berinisial U. 

Korban yang juga seorang pelajar itu terlempaar ke atas sebatang kayu yang ditancapkan paku. Ia terlempar karena tak segera menunaikan salat Dhuha. 


Salah satu guru MTs yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kejadian itu terjadi pada Minggu (15/09/2024) pagi. Awalnya para santri disuruh mandi dan bersiap menunaikan salat Dhuha. 


Namun sejumlah siswa tidak serta merta melaksanakan perintah Guru U. Mengetahui hal tersebut, guru U melemparkan kayu ke arah sejumlah siswa dan memukul bagian belakang kepala korban. “Waktunya duha, tapi anak-anak masih main bulutangkis. Mungkin dia emosional atau apalah.


Katanya niatnya dibuang ke tanah, supaya bubar. Ternyata ada sesuatu yang menimpa kepala siswa tersebut. Dia melemparkannya dan tersangkut di sini (belakang kepala). “Seketika itu anak itu tidak menyadarinya,” kata salah seorang guru. Korban kemudian langsung dilarikan ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar dan dirujuk ke RSUD Kabupaten Kediri. Namun nyawanya tak tertolong setelah menjalani perawatan intensif selama dua hari karena mengalami pendarahan. Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar. 


Dikatakannya, para siswa diminta segera mandi dan shalat Dhuha oleh guru U. Karena santri tersebut tidak segera meninggalkan permainan, ustaz mengambil kayu dan melemparkannya ke santri tersebut. Kebetulan saat itu korban sedang lewat, akhirnya korban lewat dan memukul bagian belakang kepala. 


ada paku di kayunya,” kata Samsul kepada wartawan. Paku di kayu tersebut langsung dicabut dari kepala korban dan langsung tak sadarkan diri. 


Korban langsung dilarikan ke RSUD Srengat. Karena kondisinya kritis, korban akhirnya dirujuk ke RSUD Kediri. Ternyata sesampainya di sana pihak rumah sakit tidak berani melakukan operasi, karena kepalanya sudah mengeluarkan darah, dan kalaupun dilakukan operasi kecil kemungkinannya berhasil. 


Pihak rumah sakit tidak berani mengambil resiko operasi, akhirnya korban meninggal dunia,” ujarnya. dari hasil pemeriksaan. (Red)