Semarang - Polisi membubarkan paksa demonstrasi mahasiswa yang digelar di depan kantor DPRD Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (26/2024) mulai jam 18.00.
Aksi kali ini para mahasiswa menuntut agar DPRD menyampaikan aspirasi mereka bahwa Jokowi sudah seharuanya mundur dari jabatannya dan diadili. Menurut penilaian para mahasiswa, Jokowi berkali-kali melanggar konstitusi.
"Berkali-kali konstitusi dilanggar. Mulai dari komersialisasi pendidikan, pengesahan RUU Omnibus Law, cawe-cawe di Pilpres dan MA agar karier politik anaknya lancar, hingga mobilisasi baleg DPR RI untuk mengesahkan revisi UU Pilkada," kata salah satu mahasiswa dalam orasinya.
Sebelumnya Aksi direncanakan berkumpul di kampus Undip Pleburan. Namun massa dilokalisir di masing-masing kampus. Terbesar adalah adanya blokade Brimob di kampus UIN Walisongo Semarang.
Mengetahui mahasiswa UIN Walisongo tak bisa bergerak, mahasiswa dari kampus lain bergerak menuju UIN. Pasukan Brimob dengan persuasif akhirnya bisa meminta jaminan bahwa aksi di UIN Walisongo tak mengganggu masyarakat.
Massa dari kampus lain akhirnya bergabung dan mereka bergerak menuju kantor DPRD Jawa Tengah. Sebelumnya kantor DPRD Jateng sudah dijaga polisi dengan menempatkan sejumlah water canon dan gulungan kawat berduri.
Mengetahui aksi tak bisa dilakukan di kantor DPRD Jawa Tengah, massa memindahkan aksinya ke kantor DPRD Kota Semarang yang berlokasi di Jalan Pemuda.
Ketika berada di Balai Kota Semarang mahasiswa sempat dihambat polisi. Saat itu ada puluhan siswa STM yang bergabung dan mengambil alih posisi. Para siswa STM berada di barisan depan.
Massa sempat merobohkan Dalam dua pintu gerbang kompleks kantor yang berada satu lokasi dengan kantor Wali Kota Semarang karena tak bisa masuk.
Setelah itu, terjadi saling dorong antara polisi dan mahasiswa.
Menjelang malam, para mahasiswa berinisiatif membubarkan diri. Saat itulah polisi membubarkan aksi karena sudah melewati jam 18.00. Polisi mendorong massa mahasiswa ke arah Utara di Jalan Pemuda dengan menggunakan water canon dan tembakan gas air mata.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Artanto mengatakan sekitar 1.500 personel polisi yang diterjunkan untuk mengamankan aksi tersebut. (Red)