Foto hanya ilustrasi (istimewa)

Banjarmasin - Kasus 56 warga di Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami intoksikasi atau mabuk hingga mengalami gangguan kejiwaan juga disebabkan konsumsi pil putih misterius. Pil tersebut diduga mengandung ekstrak kecubung karena efeknya mempunyai kemiripan.

Hal tersebut diungkapkan Psikiater Konsultan Adiksi RSJ Sambang Lihum Samarinda, dr Firdaus Yamani SpKJ(K) dalam siaran pers yang diselenggarakan Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat (19/7). Firdaus mengungkap kasus puluhan pasien tersebut tidak hanya disebabkan oleh konsumsi kecubung secara langsung.

"Maraknya kasus yang diduga intoksikasi kecubung ini itu mulai tanggal 5 Juli 2024. Sampai sekarang sudah ada 56 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum. Di antara 56 ini 2 orang meninggal, dan sampai sekarang masih ada 7 yang dirawat," kata Firdaus.

Dikutip detikcom, Minggu (21/7/2024), berikut 5 fakta tentang pil putih misterius yang diduga mengandung ekstrak kecubung:

1. Sebagian Pasien Mengonsumsi Pil Putih Misterius

Firdaus mengatakan pasien mabuk yang menjalani perawatan tidak semua karena intoksikasi kecubung. Di antara mereka, ada yang mengonsumsi pil tanpa merek.

"Untuk fakta lain yang kami dapatkan dari pasien-pasien yang sudah sadar yang bisa diajak wawancara, sebagian besar mereka mengatakan tidak mengonsumsi buah kecubung secara langsung," ujar Firdaus.

Dari hasil wawancara tersebut, sebagian pasien mengaku mengonsumsi pil berwarna putih. Firdaus menyebut pil tersebut mengandung zat obat penahan sakit.

"Ternyata mereka mengonsumsi pil putih tanpa merek. Di Banjarmasin dan sekitarnya, mereka sudah biasa mengonsumsi yang namanya pil carnophen. Pil ini mengandung PCC atau paracetamol, carisoprodol, dan caffeine. Pil ini sebenarnya obat untuk nyeri tulang namun disalahgunakan untuk stimulan, kemudian untuk dijadikan obat penenang," ungkapnya.

2. Pil Putih Misterius Diduga Mengandung Ekstrak Kecubung

Pil putih yang dikonsumsi sejumlah pasien tersebut diduga mengandung ekstrak kecubung. Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kepolisian kini tengah meneliti pil misterius tersebut.

"Karena efeknya itu seperti mengonsumsi buah kecubung, sehingga masyarakat mengira mereka mengonsumsi buah kecubung," ucap Firdaus.

Efek dari pil putih itu disebut memiliki kemiripan dengan intoksikasi kecubung. Sehingga, diduga ada ekstrak kecubung dalam kandungan pil tersebut.

"Namun kemungkinan karena efeknya mirip dengan kecubung kemungkinan pil putih ini mengandung ekstrak kecubung," terangnya.

Kendati begitu, Firdaus mengatakan dugaan tersebut masih akan didalami. Saat ini, kata dia, BNN dan kepolisian tengah melakukan penelitian terhadap kandungan pil tersebut.

"Namun pastinya menunggu hasil penelitian dulu oleh BNN dan kepolisian," bebernya.

3. Kandungan Kecubung Sebabkan Halusinasi

Firdaus mengatakan, kecubung memiliki efek hallucinogen yang menyebabkan halusinasi. Efek tersebut karena kecubung mengandung senyawa alkoloid tropan, seperti antropin, skopolamin, dan hiosiamin.

"Kadar alkoloid ini ada pada semua bagian kecubung. Namun yang paling tertinggi adalah pada bagian bunga dan daun. Setiap satu bunga kecubung mengandung 0,65 mg skopolamin dan 0,3 mg antropin," terangnya.

"Setiap satu biji kecubung mengandung 0,1 mg antropin. Kemudian dosis letal atau dosis yang menyebabkan kematian bila antropin lebih dari 10 mg, sedangkan kalau skopolamin itu dosis letalnya adalah lebih dari 2 sampai 4 mg," imbuhnya.

4. Penyebab Kematian dari Konsumsi Kecubung

Firdaus juga mengungkap penyebab 2 pasien yang menjalani perawatan akibat dugaan intoksikasi atau mabuk kecubung meninggal dunia. Keduanya disebut mengalami depresi sistem pernapasan.

"Dari dua pasien yang meninggal di Rumah Sakit Jiwa Samarinda, meninggal setelah terjadi depresi sistem pernapasan," ungkapnya.

Akibat konsumsi kecubung, kedua pasien itu disebut mengalami kelumpuhan pada saluran otak pernapasan. Kondisi itu menyebabkan terjadinya gagal napas sehingga membuat pasien mengalami kelumpuhan kardiovaskular.

"Kelumpuhan pada saluran otak pernapasan. Sehingga terjadi gagal napas. Kemudian juga karena adanya denyut jantung yang cepat sehingga terjadi koleps atau kelumpuhan sistem kardiovaskular," paparnya.

5. Proses Kerja Kecubung Pada Tubuh

Firdaus juga menjelaskan bagaimana intoksikasi kecubung ini bekerja. Dia menyebut, efeknya biasanya terjadi dalam 30 sampai 60 menit setelah mengonsumsi kecubung.

"Gejala intoksikasi atau keracunan kecubung ini biasanya terjadi 30 sampai 60 menit setelah tertular atau setelah dikonsumsi, dan dapat berlangsung 24 sampai 48 jam setelahnya," kata Firdaus.

Dia memaparkan, ada sejumlah karakteristik intoksikasi kecubung. Mulai dari inkoherensi pembicaraan atau bicara yang tidak jelas, mengalami halusinasi penglihatan, kulit kering, atau juga gangguan pencernaan.ĺ

"Karakteristik dari intoksikasi kecubung berupa inkoherensi pembicaraan atau bicaranya meracau, kemudian ada halusinasi berupa visual atau penglihatan. Kemudian karena adanya efek antikolinergik dari tanaman ini menyebabkan kulit menjadi kering, kemudian mukosa pada saluran pencernaan atas dan saluran pernapasan," paparnya.

"Selanjutnya terjadi konstipasi atau sulit buang air besar, terjadi pelebaran pupil atau midriasis. Pasien juga akan mengalami fotoboia atau takut pada cahaya, kemudian tensinya bisa hiper atau hipotensi, badan panas, bradikardi denyut jantung yang melemah atau takikardi denyut jantung yang meningkat," imbuhnya.

Firdaus juga menyebut intoksikasi kecubung dapat menyebabkan irama jantung yang tidak teratur hingga kegelisahan. Selain itu dapat menyebabkan depresi sistem pernapasan yang paling memungkinkan menyebabkan kematian.

"Kemudian intoksikasi juga terjadi aritmia, irama jantung yang tidak teratur, kemudian terjadi iritabilitas atau kegelisahan, adanya disorientasi atau kebingungan, dan bisa menyebabkan kejang, retensi urine, dan depresi sistem pernapasan. Sehingga pasien menjadi gagal napas dan bisa meninggal," terangnya.